KLASIFIKASI
IZIN
USAHA PERLUASAN
|
||
1.
|
Perusahaan
Penanaman Modal yang telah memiliki pendaftaran/izin prinsip/surat
persetujuan penanaman modal harus memperoleh izin usaha untuk memulai
pelaksanaan kegiatan operasional komersial, kecuali ditentukan lain oleh
peraturan perundang-undangan sektoral
|
|
2.
|
Perusahaan
penanaman modal yang telah memiliki izin prinsip perluasan/surat persetujuan
perluasan penanaman modal, harus memperoleh izin usaha perluasan untuk
dapat memulai pelaksanaan kegiatan operasi/produksi komersial atas proyek
perluasannya kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan
sektoral
|
|
3.
|
Setiap
izin usaha/izin usaha perluasan diterbitkan untuk 1 (satu) sektor usaha terkait dengan
instansi teknis pembinanya/pemberi wewenang
|
|
4.
|
Perusahaan
penanaman modal dalam negeri yang tidak membutuhkan fasilitas fiskal dan
tidak melakukan pendaftaran wajib mengajukan permohonan izin usaha pada saat akan
melaksanakan produksi komersial dengan menggunakan akta pendirian perseroan
terbatas/badan usaha dan NPWP (bagi PT), atau KTP dan NPWP (bagi perorangan)
sebgai dasar merealisasikan proyeknya
|
|
5.
|
Perusahaan
yang mengajukan permohonan izin usaha/izin usaha perluasan ketika akan
melaksanakan merealisasikan proyeknya yang berlokasi di kawasan industri,
tidak perlu melampirkan UU gangguan dan Laporan Hasil Pemeriksaan Proyek karena ini menjadi
tanggungjawab pengelola kawasan indutri.
|
|
6.
|
Pengembangan
kegiatan usaha
|
|
a.
|
Dalam
hal perusahaan penanaman modal akan melakukan perluasan usaha di bidang yang
sama dapat memperoleh fasilitas fiskal dan berada di lokasi yang sama dengan
usaha sebelumnya, terlebih dahulu wajib memiliki izin usaha atas kegiatan
usaha sebelumnya dan atas perluasan tersebut perusahaan harus mengajukan Izin
Prinsip Perluasan. Apabila telah siap berproduksi komersial maka perusahaan
harus mengajukan permohonan izin usaha perluasan.
|
|
b.
|
Dalam
hal perusahaan penanaman modal akan melakukan perluasan usaha di lokasi yang
berbeda (kabupaten/provinsi) dengan usaha sebelumnya, permohonan
perluasan dapat diajukan tanpa dipersyaratkan memiliki izin usaha terlebih
dahulu atas kegiatan usaha sebelumnya namun atas perluasan tersebut wajib
mengajukan izin prinsip. Apabila telah siap berproduksi komersial
maka perusahaan harus mengajukan permohonan izin usaha
|
|
c.
|
Dalam
hal perusahaan penanaman modal akan melakukan pengembangan usaha (kegiatan
usaha atau jenis produksi/KBLI nya) yang berbeda, yang dapat
memperoleh fasilitas fiskal pada lokasi yang sama atau berbeda dengan usaha
sebelumnya, permohonan pengembangan dapat diajukan tanpa dipersyaratkan
memiliki izin usaha terlebih dahulu atas kegiatan usaha sebelumnya. Atas
pengembangan tersebut perusahaan wajib mengajukan izin prinsip dan apabila
telah siap berproduksi komersial maka perusahaan harus mengajukan permohonan
Izin Usaha
|
|
d.
|
Perusahaan
industri yang melakukan perluasan melebihi 30% dari kapasitas produksi yang
telah diizinkan sesuai Izin Usaha Industri (IUI) yang dimiliki, wajib
memperoleh Izin Prinsip Perluasan yang selanjutnya apabila telah siap
berproduksi komersial harus ditindak lanjuti dengan izin usaha perluasan
|
|
7.
|
Pengalihan
Kepemilikan Saham
|
|
a.
|
Perusahaan
penanaman modal dalam negeri yang telah memiliki izin usaha, yang akan
melakukan perubahan penyertaan dalam modal perseroan karena masuknya modal
asing yang mengakibatkan seluruh/sebagian modal perseroan menjadi modal asing
yang mengakibatkan seluruh /sebagian modal perseroan menajdi mod lasing,
wajib mengajukan permohonan atau izin usaha atas penanaman modalnya sebagai
akibat dari perubahan yang terjadi ke PTSP BKPM.
|
|
b.
|
Perusahaan
penanaman modal asing yang akan melakukan perubahan penyertaan modal
perseroan karena keluarnya seluruh modal perseroan menjai modal dalam negeri,
wajib melakukan Izin Usaha Penanaman Modal sebagai akibat dari perubahan yang
terjadi ke PTSP BKPM, PTSP PDKPPM atau PTSP PDKPM.
|
|
8.
|
Kewenangan BPPT DAN PM selaku
PDPPM adalah pemberian Izin Usaha dan Izin Usaha Perluasan bagi PMDN
|
|
RUANG LINGKUP IZIN USAHA PENANAMAN MODAL
1.
Izin Usaha
Adalah izin yang wajib dimiliki perusahaan untuk melaksanakan kegiatan
produksi /operasional komersil baik produksi barang maupun jasa sebagai
pelaksanaan ats pendaftaran/izin prinsip/surat persetujuan, keculai
ditentukan lain oleh perundang-undangan sektoral. Termasuk di sini adalah
Izin Usaha atas pengembangan usaha atau penambahan jenis produksi baik pada
lokasi yang samas atau pada lokasi yang berbeda
2.
Izin usaha perluasan adalah izin yang wajib dimiliki oleh
perusahaan untuk melaksanakan kegiatan produksi/operasi komersial atas
penambahan kapasitas produksi melebihi kapasitas produksi yang telah
diizinkan, sebagai pelaksanaan atas izin Prinsip perluasan/surat persetujuan
perluasan, kceuali ditentukan lain oleh Peraturan perundang-undangan
sektoral.
3.
Izin usaha perubahan adalah izin yang wajib dimiliki oleh
perusahaan untuk melakukan perubahan ketentuan yang telah ditetapkan dalam
izin usaha/izin usaha perluasan sebelumnya sebagai akibat dari perubahan yang
terjadi dalam pelaksanaan keiatan penanaman modal. Mis : Izin usaha
penggabungan perusahaan penanaman modal (merger)
adalah izin yang wajib dimiliki oleh perusahaan yang meneruskan kegiatan
usaha (surviving company) setelah terjadinya merger, untuk melaksanakan
kegiatan produksi/operasi komersial perusahaan merger.
|
||
1.
|
Izin Usaha/ Izin Usaha Perluasan
bagi perusahaan yang berlokasi di Luar Kawasan Industri
|
|
Persyaratan
|
||
1.
|
Salinan
akta pendirian perusahaan dan perubahannya beserta pengesahan dari Menteri Hukum
dan HAM untuk pemohon Badan Usaha Indonesia;
|
|
2.
|
Salinan
Pendaftaran Penanaman Modal/ Izin Prinsip Penanaman Modal/ Izin Prinsip
Perluasan Penanaman Modal/ Surat Persetujuan Penanaman Modal/ Izin Usaha dan/
atau Surat Persetujuan Penanaman Modal/Izin Usaha atau Surat Persetujuan
Perluasan Penanaman Modal;
|
|
3.
|
Salinan
NPWP;
|
|
4.
|
Bukti Penguasaan/ penggunaan tanah atas nama perusahaan
:
- Salinan
Sertifikat Hak Atas Tanah atau akta jual beli tanah oleh PPAT, atau
- Salinan Perjanjian sewa-menyewa tanah
|
|
5.
|
Bukti penguasaan/ penggunaan gedung/ bangunan
- Salinan Izin Mendirikan Bangunan
(IMB);
- Salinan akta jual beli/ perjanjian
sewa menyewa gedung/ bangunan
|
|
6.
|
Salinan izin gangguan (UUG/ HO) atau Salinan Surat Izin
Tempat Usaha (SITU);
|
|
7.
|
Salinan
Laporan Kegiatan Penanman Modal (LKPM) semester terakhir;
|
|
8.
|
Salinan
Persetujuan/ pengesahan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) atau
Salinan persetujuan/ pengesahan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)
dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)
|
|
9.
|
Persyaratan
lain sebagaimana diatur dalam peraturan instansi teknis terkait dan/ atau
peraturan daerah setempat;
|
|
10.
|
Permohonan
ditandatangani diatas materai cukup oleh direksi perusahaan;
|
|
11.
|
Surat kuasa bermaterai
cukup untuk pengurusan permohonan yang tidak dilakukan secara langsung oleh
direksi perusahaan;
|
|
2.
|
Izin Usaha/ Izin Usaha Perluasan
bagi perusahaan yang berlokasi di Dalam Kawasan Industri
|
|
1.
|
Salinan
akta pendirian perusahaan dan perubahannya beserta pengesahan dari Menteri
Hukum dan HAM untuk pemohon Badan Usaha Indonesia;
|
|
2.
|
Salinan
Pendaftaran Penanaman Modal/ Izin Prinsip Penanaman Modal/ Izin Prinsip
Perluasan Penanaman Modal/ Surat Persetujuan Penanaman Modal/ Izin Usaha dan/
atau Surat Persetujuan Penanaman Modal/Izin Usaha atau Surat Persetujuan
Perluasan Penanaman Modal;
|
|
3.
|
Salinan
NPWP;
|
|
4.
|
Bukti Penguasaan/ penggunaan tanah atas nama perusahaan
:
- Salinan
Sertifikat Hak Atas Tanah atau akta jual beli tanah oleh PPAT, atau
- Salinan Perjanjian sewa-menyewa tanah
|
|
5.
|
Bukti penguasaan/ penggunaan gedung/ bangunan
- Salinan Izin Mendirikan Bangunan
(IMB);
- Salinan akta jual beli/ perjanjian
sewa menyewa gedung/ bangunan
|
|
6.
|
Salinan
Laporan Kegiatan Penanman Modal (LKPM) semester terakhir;
|
|
7.
|
Salinan Persetujuan/ pengesahan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL) atau Salinan persetujuan/ pengesahan dokumen Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)
|
|
8.
|
Persyaratan lain sebagaimana diatur dalam peraturan
instansi teknis terkait dan/ atau peraturan daerah setempat;
|
|
9.
|
Permohonan
ditandatangani diatas materai cukup oleh direksi perusahaan;
|
|
10.
|
Surat kuasa bermaterai cukup untuk pengurusan
permohonan yang tidak dilakukan secara langsung oleh direksi perusahaan;
|
|
JANGKA WAKTU BERLAKU
Jangka waktu
penyelesaian proyek selama 5 (lima)
tahun sejak tanggal diterbitkannya Izin Prinsip Penanaman Modal
|
||
STANDAR BIAYA / RETRIBUSI
Nihil
(Rp. 0,-) / Tidak dikenakan biaya /retribusi
|
||
WAKTU PENYELESAIAN
Diselesaikan
dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak diterimanya permohonan dengan lengkap
dan benar
|
||